SINGAPURA – Lima puluh siswa dari sekolah-sekolah lokal dan sukarelawan mengambil bagian dalam kegiatan plogging di Bishan pada hari Sabtu (4 Juni) sebagai bagian dari kamp internasional empat hari Girl Guides Singapore tahun ini.
Plogging, yang melibatkan memungut sampah saat jogging, dimulai di Swedia pada 2016 dan telah menyebar ke seluruh dunia. Peserta berjalan di sepanjang dua rute di Bishan, masing-masing membentang 1,3 km.
Diadakan setiap lima tahun sekali, Girl Guides Singapore International Camp terbuka untuk anggota World Association of Girl Guides and Girl Scouts di 152 negara.
Lebih dari 1.200 peserta lokal, termasuk siswa dari 36 sekolah dasar dan 49 sekolah menengah, serta 300 peserta dari 10 negara mengambil bagian dalam kamp, yang mencakup elemen virtual untuk pertama kalinya tahun ini.
Kamp dimulai pada hari Rabu dan berlangsung di berbagai sekolah serta Rumah Panduan di Bishan.
Menteri Pendidikan Chan Chun Sing menghadiri acara tersebut dan mencatat bagaimana kelompok-kelompok berseragam seperti Girl Guides membekali kaum muda dengan keterampilan dan kesadaran tentang lingkungan.
Dia berkata: “Banyak kegiatan yang Anda lakukan sekarang … Bantu kami menginternalisasi semangat ini tidak hanya merawat generasi ini tetapi juga generasi berikutnya, baik itu melalui kegiatan kecil yang Anda lakukan seperti plogging, merawat lingkungan, atau merawat sumber daya masa depan yang akan kami wariskan kepada generasi berikutnya. Semua ini adalah aspek penting dalam menjaga masa depan.”
Chan menyoroti tiga bidang utama untuk menumbuhkan potensi kaum muda.
Dia mengatakan Girl Guides Singapore memberikan keterampilan hidup yang dapat diasah dan dikembangkan oleh kaum muda di masa depan, sambil berfokus pada merawat diri mereka sendiri dengan lebih baik.
Dia juga menyarankan kaum muda untuk merawat orang lain di sekitar mereka dan mengenali kekuatan dan kelemahan yang berbeda pada orang.
Terakhir, kaum muda dapat fokus membangun fondasi yang kuat yang bermanfaat bagi generasi mendatang, tambahnya.
Kegiatan lain yang diadakan selama kamp termasuk lokakarya virtual tentang topik-topik seperti kelestarian lingkungan dan perubahan iklim, kesehatan mental dan kesetaraan gender.
Nyonya Koh-Teh Yi Wen, komisaris utama Girl Guides Singapore, mengatakan: “Membimbing memberikan kesempatan yang sama bagi anak perempuan untuk mengembangkan pengetahuan, keterampilan, dan kompetensi.
“Kamp mendukung pengalaman belajar otentik di luar kelas, sehingga anak perempuan dapat melatih kepercayaan diri, keberanian dan kreativitas, serta bekerja secara kolaboratif dengan orang lain.
“Membimbing mempersiapkan anak perempuan untuk mengatasi tantangan, menantang keterbatasan dan mengejar aspirasi mereka untuk membangun dunia yang lebih baik.”